Kamis, 04 Desember 2014

Pelayan Setia Menumpahkan Arak




Cerita Budi Pekerti


Pada masa Dinasti Zhou ada seorang pejabat menteri, bernama Zhu Fu, merupakan penduduk Negara Wei (negara bagian dari Dinasti Zhou), selama dua tahun lamanya Zhu Fu meninggalkan kampung halamannya untuk menjadi pejabat di Kekaisaran Zhou, selama itu pula istrinya di rumah memiliki hubungan gelap dengan seorang pria yang juga merupakan tetangganya.

Dua tahun kemudian setelah tugasnya selesai, Zhu Fu hendak pulang ke kampung halaman berkumpul kembali dengan keluarganya, ketika istrinya mengetahui kabar kepulangannya, sangat mencemaskan bagaimana bila Zhu Fu menangkap basah perbuatan asusilanya, pria tetangganya juga sangat khawatir, ketika kekhawatiran pria itu sudah pada puncaknya, istri Zhu Fu berkata pada pria itu : “Kamu tak perlu gelisah, saya sudah membuat arak beracun untuk menanti kepulangannya”.

Zhu Fu tidak mengetahui pembelotan istrinya, dengan penuh sukacita dia menapaki jalan pulang ke rumah, dia juga tidak menyadari bahwa istrinya telah mempersiapkan arak beracun untuk menghabisinya.

Tiga hari kemudian, Zhu Fu tiba di rumah, istrinya melihat kepulangannya, segera melemparkan senyuman menyambutnya, berkata : “Sebagai apresiasi atas jerih payahmu selama ini, saya khusus mempersiapkan arak istimewa untuk menjamu dirimu”.

Mendengar hal ini, Zhu Fu merasa amat gembira, tak sia-sia dia buru-buru pulang ke rumah, istrinya begitu hangat menyambutnya, bahkan membuat arak khusus buat dirinya, sungguh sebuah perasaan bahagia yang tak terlukiskan. Sang istri yang melihat Zhu Fu begitu gembira, segera memerintahkan pelayan rumah untuk menuangkan arak beracun buat suaminya.  

Pelayan wanita itu tahu bahwa arak itu beracun, juga tahu tentang hubungan gelap nyonya rumahnya, namun hatinya baik dan setia, tidak ingin mencelakai Zhu Fu, maka itu dia bingung bagaimana seharusnya bertindak. Di satu pihak dia tidak boleh melawan perintah nyonya, tetapi jika menurut maka akan mencelakai nyawa tuannya; andaikata memberitahu semua kebenaran kepada tuannya, maka nyonya akan mendapat malapetaka.

Pelayan itu kebingungan, maju mundur juga salah, nyonya rumah berteriak keras mendesaknya agar segera keluar menuangkan arak, pada saat kritis begini, tiba-tiba dia mendapat akal, ketika dia sedang menuangkan arak buat tuannya, dia berpura-pura ceroboh sehingga gelas beserta araknya tumpah ke lantai.

Zhu Fu yang semula begitu gembira bisa pulang kembali ke rumah, juga ingin menikmati arak buatan istrinya, kemudian pelayan ini malah begitu ceroboh, hanya menuangkan segelas arak saja tak becus, bahkan menumpahkan arak ke lantai lagi, sungguh mengecewakan orang, maka itu akibat amarah sesaat, dia memukuli si pelayan.

Melihat kelakuan di pelayan, nyonya rumah amat mencemaskan andaikata si pelayan akan membocorkan rahasianya, maka itu dia berencana untuk menghabisi si pelayan. Suatu hari nyonya rumah mencari sebuah alasan lalu memukuli si pelayan, sambil meminjam kesempatan ini untuk memukulinya hingga tewas.

Sang pelayan yang sedang menahan rasa sakit berlebihan, juga tahu niat nyonya rumah yang ingin menghabisinya, namun dia juga tidak ingin melukai nyonya rumah, dengan merapatkan giginya, dia tetap takkan mengatakan hal yang sebenarnya.

Adik laki-laki Zhu Fu, setelah mengetahui keseluruhan ceritanya, segera memberitahu kebenaran pada abangnya, setelah mendengarnya Zhu Fu amat terkejut, tidak tahunya justru dirinya yang ingin dicelakai istrinya sendiri, juga salut pada pelayan yang pada saat kritis terpikir untuk berpura-pura ceroboh dan menumpahkan arak ke lantai, sehingga menyelamatkan nyawanya. Maka itu Zhu Fu segera pergi menyelamatkan pelayan tersebut, sekaligus memberi pelajaran pada istrinya yakni mengusirnya dari rumah.

Zhu Fu amat mengkagumi tindakan si pelayan, maka itu dia mengutus orang yang menanyai langsung kepada si pelayan : “Anda mengetahui kebenarannya, mengapa tidak mengatakan keluar? Malah sebaliknya gara-gara hal ini anda hampir dipukuli sampai mati”. Pelayan menjawab : “Bila saya mencelakai nyonya rumah demi menyelamatkan diri sendiri, maka ini akan merusak nama tuan, andaikata memang harus mati, mengapa pula harus mengatakannya keluar?”

Zhu Fu beranggapan bahwa si pelayan merupakan sosok yang setia, juga pengasih, maka itu dia memutuskan untuk mempersuntingnya, untuk menggantikan posisi nyonya rumah. Lalu ketika si pelayan mengetahui hal ini, tidak menyetujuinya, tidak berani menggantikan kedudukan nyonya rumah, hanya mengucapkan terima kasih pada tuannya.

Zhu Fu yang melihat tawarannya ditolak si pelayan, akhirnya dia memutuskan untuk memberi sejumlah perhiasan menikah yang mewah kepada si pelayan supaya si pelayan dapat secara resmi dinikahkan keluar dengan pasangannya dan dapat melewati kehidupan yang tenang dan bahagia. Ketika para tetangga dan penduduk dusun yang mendengar kabar ini, semuanya berbondong-bondong datang dan saling berebutan untuk menikah dengan si pelayan.

Kun ketika mendengar cerita ini, menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan oleh si pelayan setia ini tiada yang tidak berkaitan dengan kebajikan : tidak mengungkapkan keluar kejahatan nyonya rumah, ini merupakan keunggulan moralitas dan kasih sayangnya; tidak tega melihat tuannya diracuni, ini adalah kesetiaan dan ketulusannya; berpura-pura ceroboh menumpahkan arak adalah kebijaksanaannya; saat dipukuli hingga hampir tewas, tetapi juga tidak sudi membocorkan kejahatan nyonya rumah, ini juga merupakan loyalitasnya; dan ketika tuannya ingin mempersuntingnya untuk menggantikan kedudukan nyonya rumah, dia malah tidak berani menerima dan menggantikan posisi nyonya rumah, ini merupakan bentuk penghormatan pada etika moral. Kepribadiannya ini bahkan insan mulia saja dapat belajar padanya, apalagi seorang gadis biasa?

Secara umum, kedudukan seorang pelayan wanita selalu dipandang rendah, namun gadis ini malah dapat memahami kebenaran, tidak hanya setia pada tuan dan nyonyanya, saat petaka menimpa juga masih dapat menjaga rahasia, semangat loyalitas dan kebenarannya yang agung, telah meninggalkan suri teladan yang takkan padam bagi generasi selanjutnya!         




忠婢覆酖


周朝有一位大夫,號「主父」,是衛國地方人。當主父離開衛國,到周為官的兩年內,妻子與鄰人一男子不軌,因為主父一直在外,故對此全然無知。

兩年後,主父歸來與家人團聚,當妻子得知後,恐怕主父會發覺她的姦情,鄰人的這個男子也很擔懮,正當這個男子為此懮愁之際,主父的妻子對這男子說:「你不必擔懮,我做了毒酒封著等他。」

主父不知家中內情,仍懷著喜悅的心情踏上了回家的路,他並不知道,妻子正準備用毒酒害死他。

三日後,主父回到了家裡,他的妻子見他回來,立刻笑容滿面地迎上前去,對丈夫說:「為了慰勞您的辛苦,我特意封了酒來為您洗塵。」

主父一聽非常高興,風塵僕僕地回來,妻子能如此體貼,還封了酒給自己喝,感覺真是幸福。妻子見主父很高興,便叫與自己一同陪嫁過來的婢女,去端那毒酒,要給丈夫喝。

這位婢女,知道酒中有毒,也知道主母的姦情,可她心地很善良忠厚,不願意加害主父,於是端著酒杯不知如何是好。但主母令她端酒,她又不能違抗主母的命令,若將酒呈上,主父喝了必死無疑;倘若將事實告訴主父,主母必定因此遭受災難。在此進退兩難之際,主母又高聲喊著她端上酒來,正當這緊要關頭,她突然急中生智,在端上酒杯要獻給主父時,假裝一失手,打翻了酒杯,使整杯酒全灑到了地上。

主父原本回家很高興,想品嘗一下妻子為他做的酒,然而這婢女竟然那麼不小心,連一杯酒都端不好,還把酒都打翻了,真讓人掃興,於是一怒之下,把婢子打了一頓。

妻子看到婢子這樣做,很害怕婢子會說出真相,對她會有危害,於是計劃著要把婢子害死。有一次,妻子找了一個藉口,就狠狠地打婢子,也想借此殺了她。

婢子被痛打之時,也知道主母故意要害死自己,但她仍然不願意傷害到主母,咬緊牙關,始終都不肯說出真相。

主父的弟弟知道了原委後,趕緊把實情告訴哥哥,主父聽後非常震驚,不知道妻子竟是要毒死自己,也很佩服婢子在情急之下能摔掉酒杯,救他一命。於是,主父就趕去救了婢子,並且,將妻子狠狠地打了一頓,逐出家門。

主父因此很敬佩婢子的行為,於是在私下叫人去問婢子:「你知道這件事,為什麼不說呢?反而因此差點就被打死了。」婢子說:「害主母以求生,又污辱主人的名聲,我死就死了,何必再說呢?」

主父覺得她是一個很有義氣,也很講情義的人,因此,決定要娶她為妻,以代主母之位。然而婢子得知後,堅決不肯答應,不敢去取代主母之位,便很堅定地辭謝主父。主父見勸服不了她,便用了很豐厚的嫁妝,想要把婢子正式嫁出去,讓她過上幸福安定的生活。

當四方的鄰人聽說此事時,都紛紛前來提親,爭相要娶這位婢子過門。

呂坤聽到這個故事時說,這位忠婢所作所為無一不與善相應:不去彰顯主母之惡,是她的厚道仁慈;不忍看到主父被毒害,是她的忠誠;假裝把酒摔掉,是她的智慧;在被打得差點死掉,還不肯說出主母之惡,是她的忠貞;而當主父要娶她來代替主母的位置,她卻不敢去居主母之位,是對禮的敬守。她的這些品德,連士君子都可以向她傚法,更何況是普通的女子呢?

女婢地位常為人所鄙,但此奇女子卻能義薄雲天,通曉大義,不僅忠貞主人,臨難猶能不苟生,其崇高的忠義精神,誠為後世留下不朽的典範!