Minggu, 05 Oktober 2014

Qian-lou Mencicipi Kotoran



Cerita Budi Pekerti
Qian-lou Mencicipi Kotoran

Yu Qian-lou adalah orang Qi dari Dinasti Selatan, nama kehormatannya Zi Zhen. Dia diutus ke Kabupaten Canling untuk menjabat sebagai bupati. Ketika baru menduduki posisi bupati, dia sangat senang sekali. Tetapi belum lagi bertugas sampai sepuluh hari, namun mendadak dia menderita sakit kepala yang hebat; hingga butiran keringat dingin di keningnya jatuh bergulir.

Pepatah berkata : Ayah dan anak memiliki kontak batin. Qian-lou jadi berpikir pasti sesuatu yang buruk telah terjadi di rumahnya, kemudian dia memutuskan mundur dari jabatannya dan pulang ke rumah. Para pegawai pemerintah lainnya yang mendengar kabar ini merasa bahwa mengundurkan diri dari sebuah jabatan kerajaan adalah sesuatu yang sangat disayangkan, lalu berkata : “Bagaimana bila anda mengutus orang saja untuk melihat kondisi keluarga anda?” , “Atau jemput saja keluarga anda tinggal di sini”.

Namun Qian-lou teringat akan ayahandanya yang telah lanjut usia di rumah, sehingga dia bersikeras pulang dan berterimakasih menolak tawaran maksud baik rekan-rekannya, langsung berangkat menempuh perjalanan pulang. Selama perjalanan dia tidak berani menginap, siang malam tanpa mengenal istirahat menempuh perjalanan tanpa henti. Akhirnya tiba juga di rumah.

Ternyata benar dugaannya, ayahnya jatuh sakit, tidak sanggup bangkit dari tempat tidur, sudah dua hari lamanya. Dia menatap ayahnya yang terbaring di tempat tidur dan berkata : “Ini karena salahku tidak menjaga ayahanda dengan baik, ini adalah tanggung jawabku!”  Kemudian tanpa menghiraukan kelelahan akibat perjalanan jauhnya, Qian-lou segera pergi mencari tabib terbaik guna memeriksa penyakit ayahnya.

Tabib berkata pada Qian-lou : “Andaikata anda ingin mengetahui beratnya penyakit yang diderita ayahmu, maka cobalah mencicipi kotorannya, pahit atau manis. Jika rasanya pahit, maka penyakitnya akan mudah diobati; jika manis maka ini akan sulit. Para pembantu juga merasa bahwa hal ini adalah mustahil untuk dipenuhi.

Tetapi setelah mendengarkan penuturan tabib, tanpa berpikir panjang Qian-lou langsung menyetujuinya. Saat itu semua orang yang hadir di sana jadi tergugah oleh hati bakti Qian-lou, bahkan ada yang sampai meneteskan airmata. Setelah mencicipi kotoran ayahnya, Qian-lou merasa ada sedikit manis, menandakan penyakit ayahnya memang sudah parah, maka kegelisahan semakin mendera batinnya.

Dia semakin mencurahkan perhatiannya merawat ayahnya, siang hari dia yang merawat ayahnya, malam harinya dia akan memanjatkan doa memohon agar dirinya dapat menggantikan ayahnya memikul penderitaan sakit, agar nyawanya diganti dengan kesembuhan ayahnya. Setiap hari memanjatkan doa yang serupa, setiap hari bersujud dan menyembah hingga kepalanya juga sudah hampir retak.

Tetapi penyakit sang ayah memang sudah sangat parah, sehingga tak lama kemudian meninggal dunia. Qian-lou sangat bersedih hati, mengerahkan segenap kemampuan untuk mewujudkan sikap baktinya mengurus upacara pemakaman, dia tidak sanggup memikul kesalahannya tidak menjaga ayahnya dengan baik, sehingga tubuh ayah semakin melemah, dapat dibayangkan bagaimana kepergian sang ayah meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi Qian-lou.

Namun yang paling penting adalah demi segera pulang menjenguk ayahnya dia rela menanggalkan jabatannya,  melepaskan ketenaran dan keuntungan, sedikitpun tidak merasa sayang. Ini adalah hal yang tidak sanggup dilakukan oleh sebagian orang, dapat dilihat bahwa baktinya pada sang ayah betapa mendalamnya.

Jaman dulu, ilmu kedokteran masih belum maju, maka itu segala pemerikasaan laboratorium harus dilakukan sendiri. Masa kini kita boleh menggunakan kemajuan tehnologi untuk melakukan pemeriksaan, tidak perlu dengan cara begini lagi. Namun budi ayahbunda kepada kita besar bagaikan gunung. Kita ingin membalas budi mereka, selamanya takkan usai. Berbakti pada ayahbunda merupakan hal yang mendasar dan alami, merupakan kewajiban setiap putra putri untuk mewujudkannya.







庾黔婁是南北朝時南齊人,字子貞。

他被派到「孱陵」這個地方去當縣令。剛當上縣令,很是欣喜。可是到任還不到十天,突然就覺得心頭好似小鹿撞一般,咚咚直跳;而且額頭上的汗珠簌簌往下流。俗話說:父子連心 。黔婁心想一定是家裡有不祥之事,便要辭官回家。衙門裡的人聽說後,覺得辭掉官職很惋惜,便說:『你要是不放心就先派個衙役回家看看。』,『要不然直接把家人接到這裡。』但是黔婁一想到家中年邁的老父親便毅然決然的謝絕了眾人的好意,馬上起程。他路上不敢耽誤片刻工夫,日以繼夜的趕路。終於趕到家。

果不其然,他的父親真的生病了。身患痢疾,臥床不起,剛開始兩天。他看到臥床的老父親說:『是我沒有照顧好您,都是我的責任啊!』然後黔婁不顧路途的疲勞立即去找最好的醫生來為父親診斷病情。

醫生告訴黔婁說:如果你想要知道病情的嚴重與否,你就要去嘗嘗他的糞便味道如何,到底是苦還是甜。如果是苦的,就很容易醫治;如果是甜的就不好了。在場的家僕都覺得這樣會很為難。

可是黔婁聽說後,想都不想的便嘗了。當場的人都深深的被黔婁的孝心感動了,有的還在一旁輕輕抽泣著。黔婁感到一絲甜味,這說明父親的病很嚴重,就懮心如焚。

他更加盡力的侍奉父親,白天親自服侍,到了晚上就向著北斗七星磕頭祈求,希望能以他自己的身體代替父親承擔病情,希望以他的生命來換取父親的存活。每天如此,迫切的向上天禱告,頭都磕破了。

但是父親的病很嚴重,所以過了不久,黔婁的父親就過世了。黔婁在守喪期間非常的哀痛,盡到了為人子女的守孝喪禮,他幾乎沒有辦法承擔父親的過世,身體就在這時非常脆弱,可見他喪親悲痛之深。更重要的是他為了能趕快回家看父親可以放棄官職,完全拋棄名利,一點兒都不留戀。這是一般人無法做到的,可見黔婁對父親的孝敬何其深。

過去醫療不發達,所以任何化驗的工作都要親自去做。現在我們可以借用高科技來化驗,不用那樣了。但是父母對於我們恩重如山。我們欲報之情、欲報之恩,是永遠沒有辦法報盡的。孝是天之經、地之義,孝敬自己的父母是理所當然,是為人子女所必須要去做的事。