Jumat, 05 Desember 2014

Bunda Pengasih 02




Cerita Budi Pekerti

Bunda Pengasih

Bagian 2

Sejak itu, Meng Yang demi menolong putra ketiga, sangat khawatir, setiap hari tidak berselera makan, tidur tak nyenyak, setiap saat memikirkannya. Setiap hari dia tidur di larut malam, esok harinya bangun pagi-pagi, setiap hari demi urusan putra ketiga, dia harus ke sana kemari, memohon agar bisa bertemu dengan pejabat pengadilan, semoga bisa menyelamatkan putra ketiga dari hukuman mati, melindungi nyawanya. Demikianlah setiap hari dia gelisah dan bersedih hati, khawatir, berpergian ke sana kemari, kelelahan, sehingga dalam kurun waktu singkat Meng Yang jadi kurus.

Ada orang yang melihat Meng Yang begitu bersedih dan banting tulang, menjadi ikut prihatin dan menasehatinya : “Anak-anak itu memperlakukan dirimu dengan sangat durhaka, buat apa anda masih harus begitu bersusah payah ke sana kemari, begitu memilukan dan panik?”

Meng Yang menjawab : “Andaikata adalah anak kandungku, meskipun tidak menyayangiku, saya juga harus menyelamatkan dirinya dari malapetaka, melenyapkan kecemasannya, bagaimana boleh mengabaikan anak-anak dari almarhum istri pertama suamiku? Ayah mereka, oleh karena ketika anak-anak masih kecil sudah kehilangan ibunda, tiada tempat bersandar, barulah mempersunting diriku untuk menjadi ibu tiri mereka. Setelah menikah maka saya sudah seperti ibu kandung mereka. Sebagai seorang ibunda, andaikata tidak menyayangi anaknya, apakah ini masih termasuk pengasih? Hanya menyayangi anak kandung sendiri, lalu mengabaikan anak tiri, bagaimana bisa selaras dengan kebajikan, bagaimana bisa berdiri di atas dunia ini? Meskipun mereka bersikap dingin padaku, tetapi mana boleh saya melupakan kebenaran dan keadilan?”

Maka itu Meng Yang lebih berusaha lagi untuk membebaskan putra ketiga, betapapun penderitaan dan kesulitan yang harus dihadapinya, sedikitpun dia tak merasa gentar, ke mana-mana memohon pada pejabat, berlutut dan bersujud di tanah mengajukan permohonan. Empat anak lainnya melihat ibu tirinya begitu bersusah payah pergi ke sana kemari, sangat terharu, tanpa sadar air mata mereka berlinang, menyesali perbuatan durhaka mereka tempo hari.

Para pejabat yang melihat Meng Yang begitu bersusah payah dan kelelahan berpergian ke sana kemari, bahkan tak peduli pada nyawa sendiri, maka itu merasa sangat tergugah, sehingga menyampaikan laporan kepada Raja Wei (raja Negeri Wei, negara bagian dari Dinasti Zhou). Setelah Raja Wei mendengar laporan ini, jadi ikut merasa terharu, tak diduga seorang ibu tiri bisa begitu mengasihi dan melindungi anak-anak tirinya, sangat memuji kebajikan yang indah dari dirinya, lalu raja menitahkan : “Dapat memiliki ibunda pengasih serupa ini, bagaimana boleh tidak membebaskan putranya?” Maka itu raja menurunkan titah untuk menghapus hukuman mati bagi putra ketiga. Sebagai penghargaan bagi Meng Yang yang pengasih, Raja Wei membebaskan Keluarga Mang dari wajib militer.

Ketika kabar ini tersebar sampai di rumah Keluarga Mang, seluruh anggota keluarga begitu tercengang, sesaat kemudian berubah menjadi sukacita, semuanya salut pada kasih sayang yang dilimpahkan oleh Meng Yang dalam menyelamatkan putra ketiga. Ketika putra ketiga dibebaskan dari penjara dan pulang ke rumah, mengetahui bahwa ibu tirinya demi menyelamatkan dirinya siang malam begitu cemas, setiap hari sibuk mencari jalan keluar, di dalam hati putra ketiga sungguh merasa terguncang, segera berlutut di hadapan Meng Yang, menangis tersedu-sedu, menyesali dengan mendalam tempo hari begitu durhaka padanya. Melihat kejadian ini, empat anak lainnya juga ikut berlutut, menyatakan penyesalan dan kembali ke jalan yang benar, memohon maaf dari Meng Yang.

Meng Yang melihat kelima anak tersebut kini telah kembali ke jalan yang benar, dia terharu sampai berlinang air mata, satu persatu dihiburnya, mempersilahkan mereka berdiri kembali. Sejak itu lima bersaudara dan ibu tiri menjadi sangat dekat, tidak hanya meniru prilaku Meng Yang berbakti dan pengasih, namun juga menjaga dan mencurahkan perhatian kepada tiga adik-adiknya, bahkan lebih memiliki rasa hormat pada ayahanda, Keluarga Mang diliputi keharmonisan dan kasih sayang.

Sejak itu Meng Yang lebih tekun mendidik delapan putranya, dengan moralitas menuntun mereka, sehingga mereka dapat menerima ajaran para insan suci dan bijak. Delapan putranya juga dapat menerima ajarannya, bersungguh-sungguh dan giat berusaha, akhirnya mereka berhasil menjadi pejabat Negara Wei, masing-masing memiliki prestasi tersendiri, memperoleh pujian dari masyarakat pada masa itu. Keluarga Mang saat itu pula telah mewujudkan kejayaan yang belum pernah ada sebelumnya!

Meng Yang hanyalah seorang wanita biasa, namun demikian, sebagai ibu tiri dari kelima anak tirinya mendidik dan mengasihi mereka, sejak awal hingga akhir tak pernah berubah, sungguh pantas mendapat pujian dari orang banyak. Ketika putra ketiga dijatuhi hukuman mati, Meng Yang tidak hanya gara-gara merisaukan dirinya sehingga jadi kurus, malah harus bepergian ke sana kemari untuk memohon pertolongan, ucapan dan tindakan ibu tiri pengasih ini, bagaimana mungkin tidak membuat orang lain jadi terharu? Akhirnya Meng Yang masih menggunakan etika moral untuk mendidik delapan anaknya, sehingga mereka kelak menjadi manusia bermoral, menjadi insan berbakat yang memikul tanggung jawab besar negara, kepribadian ibunda ini sungguh membuat orang merasa salut padanya! Kasih sayang yang dilimpahkan Meng Yang pada lima putranya, didikannya, ini juga merupakan kasih sayang jalinan persaudaraan terhadap almarhum istri pertama suaminya!   






芒孟慈母


(二)

自此,孟陽氏為救三子,懮愁不已,每日吃不下,睡不著,一直掛念著。天天,她晚晚地睡,又早早地起來,為三子的事日夜奔走,求告官門,希望三子能得赦免死罪,保住性命。如此整日懮傷、思慮、奔波、勞累,使得孟陽氏在短短時間內便消瘦下來,腰圍減了一圈。

有人見她如此傷心勞力,不由得為她心疼起來,勸她說:「那些孩子對你不好到了極點,何必再為他們辛苦奔走,懮傷恐懼成這樣子呢?」

孟陽氏卻堅定地回答說:「假使是我的親生子,即使不愛我,我也要救他的災禍,除去他的禍患,又怎能對前房之子不管不顧呢?他們的父親,因為他們年幼喪母,孤苦零丁,纔娶我來做繼母。我嫁來後,自然就要像他們的母親一樣對他們。為人母若不能愛她的孩子,算得上慈愛嗎?只親愛自己的骨肉,卻偏背前房的孩子,怎合乎仁義啊?不慈愛又無仁義,將要如何立足世間呢?他們雖對我冷漠,我又豈能忘記道義?」

於是,孟陽氏更加盡心竭力地為三子申冤控訴,再苦再難,她也無所退懼,到處奔走求告,跪地求救。其他四子看到繼母如此辛苦奔波,很受感動,不禁落淚痛哭,悔恨當初的不孝。

官吏們見孟陽氏這樣為繼子勞累奔走,不計身命,都感動不已,便呈報給魏王。魏王聽聞後,也備受感動,想不到身為繼母竟能如此愛護前妻的孩子,很贊賞她的美德,說道:「能有慈母像這樣,豈不能寬赦她的兒子嗎?」因此下令免去三子的死罪。為表彰孟陽氏的慈愛,魏王還免去芒家一家的徭役。

這個消息傳來芒家時,芒家上下一片驚嘆、歡喜,都佩服孟陽氏的慈愛救了三子。而當三子被釋放回家後,得知繼母為救自己竟日夜懮愁,四處奔走,內心很受震動,馬上給繼母跪了下來,痛哭流涕,深切懺悔以往不孝的罪過。其他四子見到時,也紛紛向繼母跪下,痛自悔過,企求孟陽氏的原諒。

孟陽氏見五子迴心轉意,不由感動得淚流滿面,一一安慰,請他們起來。從此,五子與繼母便變得十分親近,不但對孟陽氏像母親般的敬愛孝順,還很照顧關懷三個弟弟,而且,對父親也更為尊敬,芒家上下一片和睦,一片親愛。

孟陽氏此後更是盡心教導八子,用禮義來引導他們,使他們都能學習聖賢之道。八個孩子也很能聽受孟陽氏的教導,認真努力,最終,都做了魏國的大夫、卿、士之官,各自有所建樹,功成名就,得到當時人們的一致稱贊。孟家此時,也顯出了前所未有的興旺之象!

孟陽氏只是一個普通的女子,然而,她身為五個孩子的繼母,卻能對前妻遺子善加撫育、教導,慈愛始終如一,的確令人稱贊。當三子犯下死罪,孟陽氏不僅為他而懮愁消瘦,還極力為此日夜奔走,四處求告,慈母的仁愛溢於言表,怎不叫人感動?後來,孟陽氏還以禮義教導八子,將他們培養成為有德之人,成為國家的棟梁之才,此母儀之風實在令人敬佩!孟陽氏能對五子這般愛護、教導,也正是她對前妻的友悌之情啊!