Minggu, 05 Oktober 2014

Zhong You Memikul Beras



Cerita Budi Pekerti
Zhong You Memikul Beras


Zhong You hidup pada masa antara Dinasti Zhou dan “Periode Semi dan Gugur” (Dinasti Zhou Barat berlangsung 1046-771 SM dan Dinasti Zhou Timur berlangsung 770-221 SM. “Periode Semi  dan Gugur” berlangsung 770-476 SM )) merupakan penduduk Negara Lu (722-481 SM), nama kehormatannya (nama yang diberikan kepada seorang pria yang telah genap 20 tahun dalam tradisi dinasti di Tiongkok) adalah Zi Lu.  

Zhong You amat berbakti pada ayahbundanya. Sejak kecil keadaan keluarganya yang miskin membuatnya sangat berhemat. Selalu makan sayuran yang tumbuh liar dan makan secara tidak layak. Zhong You merasa dirinya sendiri makan sayuran yang tumbuh liar ini tidak masalah, namun yang dikhawatirkan adalah ayahbundanya tidak mendapat asupan gizi yang cukup sehingga badan mereka tidak sehat, ini yang membuatnya jadi risau.

Persediaan beras di rumah sudah habis, demi agar ayahbundanya mendapatkan makan nasi, dia harus menempuh perjalanan sejauh ratusan li, barulah dapat membeli beras, kemudian memikul sekarung beras pulang ke rumah, menghidupi ayahbundanya.

Ratusan li merupakan jarak yang sangat jauh, mungkin orang jaman sekarang dapat melakukannya sekali atau dua kali, tetapi setahun empat musim harus melakukan hal yang sama, sungguh tidak mudah. Namun Zhong You tetap melakukannya dengan penuh sukacita. Supaya ayahbundanya dapat makan nasi, tak peduli cuaca sedingin atau sepanas apapun, tanpa mengenal lelah dia menempuh perjalanan ratusan li untuk membeli beras, lalu memikulnya pulang ke rumah.

Musim dingin tiba, kala hari terasa beku dan salju melayang turun memenuhi permukaan tanah, dalam kondisi cuaca yang sangat dingin, Zhong You berjalan melawan terjangan salju, menapaki bekunya permukaan es, selangkah demi selangkah berjalan maju menempuh perjalanan yang jauh, kaki pun terasa kaku dan berat. Apalagi saat perjalanan pulang harus memikul sekarung beras membuat kebekuan semakin terasa, perjalanan yang sungguh memberatkan ini membuatnya akhirnya harus menghentikan langkah kakinya, lalu dengan menggunakan mulutnya menghangatkan kakinya sejenak, kemudian melanjutkan lagi perjalanannya.

Musim panas tiba kala mentari bersinar terik, keringat mengalir membasahi pundaknya, namun Zhong You juga tidak sudi menghentikan langkah kakinya untuk beristirahat dan minum sejenak, agar dapat pulang lebih awal untuk memasak hidangan lezat buat ayahbundanya; ketika berhadapan dengan hujan deras, Zhong You menyembunyikan sekarung beras dibalik bajunya, membiarkan tubuhnya basah kuyup oleh rintikan hujan, namun takkan sudi membiarkan hujan menyentuh sekarung beras tersebut; apalagi saat badai menerjang. Tanpa mengenal jerih payah dia sanggup mempertahankannya untuk jangka panjang, sungguh hal yang tidak mudah.

Kemudian ayahbunda Zhong You meninggal dunia, dia berkelana ke arah selatan dan tiba di Negara Chu. Kaisar Chu mengangkatnya jadi pejabat, dan memberinya perlakuan yang bagus. Begitu keluar rumah langsung ada lebih dari seratus kereta kuda mengawalnya, setiap tahun perolehan gajinya juga sangat besar jumlahnya. Hidangan yang disajikan untuknya juga sangat lezat. Melewati kehidupan yang serba berkecukupan.

Tetapi dia takkan karena kecukupan materi ini sehingga membuatnya jadi lupa diri, malah sebaliknya dia selalu menyesalinya. Karena ayahbundanya sudah tidak ada lagi. Betapa dia sangat mengharapkan ayahbundanya dapat berada bersamanya melewati hari demi hari; namun ayahbunda telah tiada, meskipun dia ingin sekali lagi memikul beras menempuh perjalanan ratusan li untuk menghidupi ayahbundanya, juga selamanya hal yang tidak mungkin lagi.

Menunaikan kewajiban bakti tidak bisa diukur dengan materi, tetapi apakah anda membangkitkan ketulusan dari lubuk hati yang paling dalam kepada ayahbunda. Berbakti tidak dibedakan kaya dan miskin, dari tingkatan teratas seorang kaisar hingga yang paling bawah para penduduk, asalkan memiliki hati berbakti, dalam segala kondisi, tanpa mengenal jerih payah, anda juga dapat menghidupi ayahbunda, berusaha dengan segenap kemampuan untuk mewujudkannya.

Kesempatan bagi kita untuk berbakti pada ayahbunda, adalah sehari demi sehari semakin berkurang waktunya. Andaikata tidak segera mewujudkan sikap bakti, akan meninggalkan penyesalan seumur hidup. Jika tidak menggenggam kesempatan untuk berbakti semasa ayahbunda masih hidup, maka saat anda ingin menyatakan sikap bakti mungkin sudah terlambat.

Semoga ketika ayahbunda kita masih berada di dunia, berbakti itu harus sesegera mungkin, jangan menanti hingga sesal kemudian sudah terlambat, barulah kemudian merenungi ayahbunda, menyesali ayahbunda kini sudah tiada.






     


仲由是周朝春秋時候魯國人,字子路。非常孝敬父母。他從小家境貧寒,非常節儉。經常吃一般的野菜,吃得很不好。仲由覺得自己吃野菜沒關係,但怕父母營養不夠,身體不好,很是擔心。
 家裡沒有米,為了讓父母吃到米,他必須要走到很遠很遠的百里之外纔能買到米,再背著米趕回家裡,奉養雙親。百里之外是非常遠的路程,也許現在有人也可以做到一次,兩次。可是一年四季經常如此,就極其不易。然而仲由卻甘之如飴。為了能讓父母吃到米,不論寒風烈日,都不辭辛勞地跑到百里之外買米,再背回家。

冬天,冰天雪地,天氣非常寒冷,仲由頂著鵝毛大雪,踏著河面上的冰,一步一滑的往前走,腳被凍僵了。抱著米袋的雙手實在凍得不行,便停下來,放在嘴邊暖暖,然後繼續趕路。

夏天,烈日炎炎,汗流浹背,仲由都不停下來歇息一會,只為了能早點回家給父母做可口的飯菜;遇到大雨時,仲由就把米袋藏在自己的衣服裡,寧願淋濕自己也不讓大雨淋到米袋;颳風就更不在話下。

如此的艱辛,持之以恆,實在是極其不容易。

後來仲由的父母雙雙過世,他南下到了楚國。楚王聘他當官,給他很優厚的待遇。一出門就有上百輛的馬車跟隨,每年給的俸祿非常多。所吃的飯菜很豐盛,每天山珍海味不斷。過著富足的生活。

但他並沒有因為物質條件好而感到歡喜,反而時常的感嘆。因為他的父母已經不在了。他是多麼希望父母能在世和他一起過好生活;可是父母已經不在了,即使他想再負米百里之外奉養雙親,都永遠不可能了。

盡孝並不是用物質來衡量的,而是要看你對父母是不是發自內心的誠敬。孝無貴賤之分,上自皇帝下至百姓,只要有孝心,在任何情形之下,不計千辛萬苦,你都能曲承親意,盡力去做到。

我們能孝敬父母、孝養父母的時間是一日一日的遞減。如果不能及時行孝,會徒留終身的遺憾。如果沒有辦法把握與父母相聚的時間來孝養他們,等到你想要來報答親恩的時候,為時已晚。但願我們在父母健在的時候,孝養要及時,不要等到追悔莫及的時候,才思親、痛親之不在。