Jumat, 05 Desember 2014

Bunda Pengasih 01




Cerita Budi Pekerti

Bunda Pengasih

Bagian 1

Pada masa Dinasti Zhou, di Negara Wei terdapat seseorang yang bernama Mang Mao, istrinya telah meninggal dunia, meninggalkan lima anak-anak yang masih berusia kecil, yang kini takkan merasakan lagi kasih sayang ibunda. Mang Mao sangat prihatin melihat anak-anaknya yang masih kecil sudah kehilangan ibunda, tiada yang mengurus dan mendidik mereka, maka itu dia memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang gadis yang bernama Meng Yang.

Meng Yang merupakan seorang yang berpendidikan dan memahami kebenaran, karakternya baik dan berparas elok. Sejak menikah dengan Mang Mao, dia sangat rajin mengurus segala pekerjaan rumah, sehingga mendapat pujian dari tetangganya. Kemudian, Meng Yang sendiri juga berturut-turut melahirkan tiga anak, demikianlah setiap hari selain mengurus pekerjaan rumah, dia masih harus menjaga delapan anak, hal yang cukup sulit dan menderita.

Sejak melahirkan tiga anak laki-laki, Meng Yang tidak pernah berat sebelah atau lebih menyayangi anaknya sendiri, bahkan mendidik mereka dengan sangat disiplin. Sebaliknya, Meng Yang terhadap kelima anak tirinya mencurahkan segenap perhatian, berusaha memberikan apa yang terbaik buat mereka. Biasanya, apa yang dia berikan untuk kelima anak tirinya, baik makanan, keperluan, pakaian dan lingkungan hunian, takkan berhemat, dan ini terbalik dalam perlakuan pada anak kandungnya sendiri.

Umpamanya ketika Mang Mao membawa pulang makanan yang lezat, saat membagikan kepada anak-anak, Meng Yang akan menyisihkan yang baik kepada kelima anak, sedangkan anaknya sendiri memakan sisa yang tidak bagus lagi, atau yang disisakan oleh abang-abangnya.

Pertama-tama Meng Yang akan selalu mendidik anak-anak kandungnya : “Kalian harus selalu mendahulukan abang-abang kalian makan duluan, abang lebih besar, adik harus menghormati abang”. Lama kelamaan anak-anak telah memeliharanya jadi kebiasaan, setiap kali melihat makanan yang lezat akan mendahulukan abang-abangnya, mempersilahkan mereka makan duluan.

Dalam soal pakaian, anak-anak kandung Meng Yang akan mengenakan pakaian bekas yang sudah pernah dipakai oleh abang-abangnya. Jika tiba hari raya Imlek atau musim perayaan lainnya, menjahit baju baru, maka Meng Yang akan membeli kain yang berkualitas bagus buat kelima anak tirinya, sedangkan anaknya sendiri memakai kain yang berkualitas buruk.

Meng Yang yang telah memberi apa yang terbaik buat kelima anak tirinya, kebajikannya ini juga tidak mampu lagi disebutkan satu persatu, tetapi, bagi kelima anak tirinya, sejak Meng Yang menikah ke dalam keluarga ini, mereka sama sekali tidak menyukainya, tidak sudi menerima dirinya sebagai ibunda, terhadap Meng Yang mereka sungguh tidak hormat dan tidak berbakti.

Karena mereka tidak menyukai Meng Yang, maka kelima anak itu sering melakukan hal-hal yang memancing amarah Meng Yang. Tetapi setiap kali Meng Yang dapat bersabar pada kelakuan mereka, bukan hanya tidak marah, bahkan juga tidak pernah mengeluh pada suaminya, senantiasa memberikan mereka apa yang terbaik, memperlakukan mereka tetap seperti sedia kala.

Meng Yang begitu bersusah payah mendukung keluarga, dengan seksama mengurus kelima anak selama tahun-tahun belakangan ini, namun kelima anak itu tetap tak berbakti pada ibu tirinya, tidak sudi mendengar nasehat dari Meng Yang, bahkan selalu melawan, kadang kala malah tidak mempedulikan Meng Yang.

Kemudian lima anak itu telah tumbuh besar, selalu keluyuran di luar, terlibat dalam pergaulan buruk, karakter moralnya semakin hari semakin jelek. Meng Yang melihat lima bersaudara selalu bertindak sesuka hati, sangat mengkhawatirkan mereka, takut anak-anak belajar jadi jahat, sudah beberapa kali dia menasehati mereka dengan penuh kesabaran, tetapi lima bersaudara itu tidak sudi menerimanya, malah menganggap Meng Yang sengaja mencari kesalahan mereka, juga tak sudi Meng Yang ikut campur dalam urusan mereka.

Meng Yang melihat lima bersaudara itu tidak sudi menerima nasehatnya, diam-diam di kamarnya dia mengalirkan air mata, mengapa tidak sanggup mendidik anak-anak dari almarhum istri pertama suaminya sehingga dia merasa amat bersalah. Namun lima anak itu selain tidak tahu berbakti, bahkan berani durhaka padanya, meskipun demikian, Meng Yang tetap mengerahkan segenap perhatian untuk mengurus mereka, berusaha semaksimal mungkin untuk mencurahkan kasih sayangnya sebagai seorang ibunda.

Lima bersaudara meskipun sudah dinasehati namun tak sudi berubah, selalu mencari masalah di luar, akhirnya putra ke-3 yang tidak punya rasa takut, lalu melanggar hukum dan dijatuhi hukuman mati, ditangkap dan dipenjarakan. Keluarga Mang yang mendengar berita ini, dipenuhi rasa panik, setiap orang sangat cemas, tetapi juga tidak tahu bagaimana harus bertindak, Meng Yang yang mendengar bahwa putra ketiga melanggar hukum sehingga dijatuhi hukuman mati, sesaat dia merasa sangat terguncang, hatinya sungguh pedih juga sedih, hampir saja jatuh pingsan. Keempat putra almarhum istri pertama suaminya juga kehilangan semangat, saling berpelukan dan menangis, menyesali tempo hari tidak mendengar nasehat Meng Yang, sehingga hari ini abang ketiga harus menjalani hukuman mati, sungguh adalah sesal kemudian tak berguna!






芒孟慈母


(一)

周朝時期,魏國有一位叫芒卯的人,他的妻子不幸早逝,留下了五個年幼的兒子,沒有母親依靠。芒卯心疼孩子小小年紀喪母,無人照料、管教,於是又繼娶了孟陽氏為妻。

孟陽氏是一位知書達理的女子,品性善良,為人端正。在她嫁給芒卯後,勤於操持家務,得到了鄰里的稱贊。後來,孟陽氏相繼生下了三個兒子,如此,除了日常打理家務外,她還需照料八個孩子,頗為辛苦。

自從生下了三個孩子,孟陽氏並沒有偏愛自己的孩子,反而對他們管教十分嚴格。相反的,孟陽氏對前妻的五個孩子關懷備至,儘量給他們最好的照顧。平常,在給前五子吃的、用的、穿的、住的各方面,不僅無所欠缺,還都優於自己的孩子。

比如,芒卯若帶回一些好吃的食物,在分給孩子們時,孟陽氏總是將好的留給前妻的五個孩子,自己的孩子則是吃較不好的,或是哥哥們挑完剩下的。起先,孟陽氏會教導自己的孩子說:「要先讓給哥哥們吃,哥哥大,弟弟要尊敬哥哥。」久了之後,孩子們也習以為常,遇到好吃的東西,自然地讓給哥哥們,或是請哥哥們先吃。

在衣服上,孟陽氏的孩子,常常是穿前五子穿完的舊衣服。若是逢年過節,有裁製新衣,孟陽氏總給前五子裁剪好的布料做衣裳,自己的孩子則會穿得比前五子差些。

諸如此類的照顧,不勝枚舉,然而,前妻的五子自打孟陽氏嫁過來後,對她便很排斥,不願意接受這位「母親」,對孟陽氏也很不孝敬。

因為不喜歡孟陽氏,五子便時常做一些不好的事來惹孟陽氏生氣。然而,孟陽氏每次都能安忍下來,並不動怒,也從不跟丈夫埋怨什麼,一如既往地善待他們。

孟陽氏如此勤苦持家,細心照料前五子有好些年,前五子卻依然對繼母很不孝順,從來不肯聽孟陽氏的教導,甚至經常頂嘴,有時還不搭理孟陽氏。後來,五子長大了,經常跑到外面去,結交一些不好的朋友,品性越來越差。孟陽氏見到五子如此放任,很是擔懮,生怕孩子們學壞,多次耐心善加勸導,可前五子都不願意接受,甚至認為孟陽氏故意找自己的不是,不要她來管。

孟陽氏見五子不願意接受勸導,便在自己房裡暗自落淚,為不能教好前妻遺子而深感愧疚。然而,縱是五子不能孝順,甚至忤逆她,孟陽氏也依然盡心照料他們,儘自己為人母的一份愛心。

五子們因屢教不改,常常外出惹事,終於,第三子為非作歹,犯下王法,罪當處死,被抓了起來,關進監牢。芒家得聞此消息,頓時一片驚慌、混亂,每個人都焦急萬分,卻又不知該如何是好。孟陽氏一聽三子犯下死罪,一陣震驚,內心又是酸楚又是悲痛,差點昏倒過去。前妻四子此時也是六神無主,相擁而泣,悔不當初沒有聽從孟陽氏勸導,直至今日,三哥犯下死罪,真是追悔莫及!