Minggu, 05 Oktober 2014

Kisah Min Zi-qian



Cerita Budi Pekerti
Kisah Min Zi-qian

Di Negara Lu yang berdiri pada masa Dinasti Zhao, ada seorang yang bernama Min Sun, nama kehormatannya adalah Zi-qian. Saat usianya masih sangat kecil ibu kandungnya sudah meninggal dunia. Ayahnya menikah lagi dan kemudian ibu tirinya melahirkan berturut-turut dua orang anak laki-laki.  

Manusia memiliki rasa egois, oleh karena bukan anak kandung sendiri, maka ibu tiri memperlakukan ketiga anak-anaknya dengan perbedaan yang sangat jauh. Ibu tiri memperlakukan Zi-qian dengan sangat tidak baik.

Saat badai salju menerjang, ibu tiri membuatkan mantel kapas yang hangat buat kedua anak kandungnya, meskipun mereka bermain di luar rumah wajah mereka masih tampak merah merekah. Sungguh kasihan dengan Zi-qian yang malah mengenakan mantel kapas kualitas rendah yang tipis.   

Saat musim dingin mencapai puncaknya, hawa beku menusuk ke dalam tulang, Zi-qian harus selalu menahan kedinginan hingga sepasang kaki dan tangannya membeku, wajahnya pucat pasi.

Dari perlakuan yang sangat jauh berbeda ini, Zi-qian tidak pernah mengeluh sama sekali. Andaikata hari ini diriku yang menghadapi keadaan ini, hidup dalam keluarga sedemikian, apakah saya sanggup memikulnya? Apakah masih memiliki kegigihan untuk melanjutkan kehidupan begini? Mungkin orang jaman sekarang tidak berdaya menghadapinya, namun bagi Zi-qian, sedikitpun dia tidak merasa sedih, sama sekali tidak menyalahkan ibu tirinya.

Dalam sebuah badai salju yang ganas, ayahanda Zi-qian harus menempuh perjalanan ke tempat lain untuk menyelesaikan suatu urusan, lalu menyuruh Zi-qian untuk menjadi kusir kereta kuda. Langit membeku dan permukaan tanah yang ditutupi salju, mantel tipis yang terbuat dari kapas berkualitas rendah yang dikenakan Zi-qian, mana mungkin bisa menahan terjangan badai salju! Kedua tangannya sudah membeku, bibirnya juga sudah memucat. Saat angin badai berhembus, Zi-qian langsung mengigil gemetaran hingga tangannya tidak sanggup lagi memegang tali pedati, begitu tali kendali kuda terlepas dari tangannya, kereta pun kehilangan keseimbangan dan berguncang keras.

Sang ayah yang duduk di belakang mengalami guncangan keras menjadi sangat marah, berpikir dalam hati : “Sudah begitu besar tapi kereta kuda saja tidak sanggup dikendalikan dengan baik!” Lalu turun dari kereta hendak memberi pelajaran pada putranya. Saat amarah akan terlontar dari mulutnya, mendadak sang ayah melihat wajah putranya sudah memucat, sekujur tubuhnya mengigil gemetaran. Merasa curiga, sang ayah merobek mantel Zi-qian dan mimik wajahnya langsung berubah panik, dengan mata lembab dia berkata : “Ternyata mantel Zi-qian dibuat keseluruhannya dari kapas berkualitas rendah!”

Dalam kondisi dingin membeku ini mana mungkin sanggup bertahan. Membiarkan anak sendiri menjalani siksaan dalam terjangan badai salju, adalah karena sebagai ayah tidak menunaikan kewajiban dengan baik! Bersamaan itu pula hati sang ayah kembali dipenuhi dengan api amarah, tak pernah terpikir olehnya, istri yang dinikahinya ternyata begitu kejam, menyiksa seorang anak hingga demikian kejinya. Saat itu pula dia memutuskan untuk mengusir istrinya.

Zi-qian yang mendengar keputusan sang ayah segera berlutut dan memohon, dengan berlinangan airmata dia berkata : “Saat bunda masih ada, maka hanya saya seorang saja yang menderita kedinginan, tetapi andaikata bunda harus diusir, maka tiga anak di rumah harus menderita kedinginan dan kelaparan”. Ucapannya ini membuat ayahnya tergugah, maka itu tidak mengungkit lagi tentang ibu tirinya itu. Melihat Zi-qian yang tidak menaruh dendam atas perlakuan terhadap dirinya, ibu tirinya juga jadi tergugah, menyesali perbuatannya selama ini, selanjutnya menyayangi Zi-qian serupa dengan anak kandung sendiri. 

Ucapan Zi-qian yang mencegah ayahnya mengusir ibu tirinya adalah begitu mengharukan, begitu tulusnya, juga begitu berwelas asih, yang mengalir keluar dari lubuk hatinya yang paling mendalam, sehingga insan yang hatinya keras bagaikan batu juga akan luluh dan meneteskan airmata keharuan, betapa sifat alaminya yang begitu berbakti dan penuh rasa hormat, begitu murni, sungguh penuh kebajikan.    

Andaikata pada saat itu ayahanda Zi-qian yang sedang dibakar kobaran api kemarahan mengusir istrinya keluar rumah, maka untuk selanjutnya boleh dikatakan bahwa rumah ini takkan ada suasana keceriaan rumahtangga lagi, istri terpisah anak-anak terlantar, bukankah ini sungguh memprihatinkan.

Tetapi berkat adanya seorang putra berbakti Zi-qian, sehingga mengubah keadaan rumahtangga tersebut, dari sebuah keluarga yang hampir pecah belah menjadi sebuah rumahtangga yang harmonis. Kekuatan ini hanya terletak pada sebersit niat pikiran kita, sebersit niat ini adalah bakti yang murni, yakni bakti murni yang ada di dalam jiwa sejati setiap insan.    

“Kala bunda berada seorang anak kedinginan, kala bunda tiada tiga anak terlantar”, pepatah ini telah bertahan hingga ribuan tahun, sehingga generasi selanjutnya juga ikut memuji hati dan pengamalan bakti Min Zi-qian. Andaikata kita juga hidup dalam keluarga serupa ini, kita juga harus dapat hidup dengan ibu tiri secara harmonis. Andaikata dapat meneladani Zi-qian, tentunya dalam kehidupan rumahtangga dapat menghindari banyak kesalahpahaman, berbagai perselisihan, dan beragam ketidakbahagiaan.

Manusia memiliki sebutir hati yang berbakti, sikap untuk mewujudkan bakti, di dunia ini tiada manusia yang hatinya sekeras batu atau besi, asalkan kita menggunakan ketulusan hati, yang bangkit dari lubuk hati yang paling dalam untuk berbakti pada ayahbunda, bagaimanapun buruknya perlakuan ayahbunda, suatu hari pasti akan tergugah juga.




     


周朝的魯國,有個姓閔名損,字子騫的人。在他很小的時候母親就不幸過世了。父親娶了後妻,後妻又連續生了兩個弟弟。人都有私心,因為不是自己親生的,所以後母對待孩子就有很大的差別。後母平時對子騫很不好。嚴冬,後母給自己親生的兩個孩子穿著保暖的棉花做的棉衣,兩個小孩子就算是在戶外玩耍小臉也是紅撲撲的。可憐的子騫卻裹在件單薄的蘆花做成的衣服裡。數九寒天,寒風刺骨,子騫經常被凍得四肢僵硬、臉色發紫。就是在這種極大的差別中,子騫也從來沒有一點怨言。假如今天是我,在這樣的家庭生活中,我是不是能夠承擔?是不是有勇氣繼續生活下去?今人或許沒有辦法,可是對子騫來講,他一點都不感到難過,一點也不抱怨他的後母。

在一個嚴寒的冬天,子騫的父親外出辦事,要子騫駕車。冰天雪地,子騫身上蘆葦做的衣服哪裡能抵擋住冬天的嚴寒!雙手被凍僵了,嘴脣凍紫了。一陣寒風吹過,子騫劇烈抖動的身體實在沒法抓緊韁繩,一失手,駕車的轡鞍就掉了,這引起了馬車很大的震動。

坐在後面的父親身體猛晃,很是生氣,心想:這麼大了連馬車都駕不好!便要下車呵斥。正要斥罵時,突然發現子騫臉色發紫,渾身顫抖。很是奇怪,便上前拉開子騫的衣襟,頓時臉色大變,眼睛濕潤:原來,子騫的『棉衣』裡全都是一絲絲的蘆葦絮,沒有一片棉花的影子!這樣寒冷的天氣,怎麼能忍受的了呢。讓孩子在三九天裡受這樣的冷凍這樣的苦,是自己沒有做到作父親的責任啊!這時,父親也火冒三丈,沒想到,同床共枕的妻子竟然這樣惡劣,居然對一個孩子都如此狠毒。當即決定把妻子趕出門去。子騫聽後撲通一聲跪在地上,含淚抱著父親說:『母親在的時候,只有我一個人寒冷,可是如果母親不在的時候,家裡的三個孩子就都要受涼挨餓了』 他的這番話使父親非常地感動,於是就不再趕他的後母了。看到閔子騫一點都不懷恨於心,後母深受感動,她對自己的行為感到相當的後悔,最後也把子騫看成和自己的小孩一樣的愛護。

子騫一番挽留後母的話,非常的淒涼,非常的懇切,又非常的悲愍,完全是肺腑之言,連鐵石心腸的人聽後,都為之聲淚俱下,他的天性是何等的孝敬、純潔,何等的淳厚、善良。

在當時,如果子騫的父親一怒之下把後妻趕走了,那麼可以說,這個家庭從此以後就天倫不再,妻離子散,這是何等的悲慘。可是因為有這樣一位孝子子騫,纔使整個家庭為之轉變,從可能淪落到悲慘境地的家庭轉變為幸福溫馨。這個力量只在我們一念之間,這一念就是純潔之孝,也就是每一個人心目當中都有的自性的純孝。

「母在一子寒,母去三子單。」這句話,流傳千古,讓後代的人都來贊美閔子騫的孝心孝行。如果我們也是生長在類似的家庭環境當中,我們也應該要懂得與後母好好的相處。如果能向子騫學習,相信在家庭生活當中,一定可以免去許多的誤會、許多的爭執、許多的不愉快。人都有孝心、孝行,天下不會有人心腸會像鐵石一樣,只要我們肯用心,發自內心對父母孝順奉養,父母再怎麼不好,也都會有感動的一天。