Rabu, 15 Oktober 2014

Yu Shun Bercocok Tanam 01



Cerita Budi Pekerti
Yu Shun Bercocok Tanam
Bagian 1

Bangsa Tionghoa memiliki sejarah sepanjang lima ribu tahun lamanya, yang merupakan salah satu dari empat kebudayaan kuno terbesar di dunia. Sepanjang perkembangan sejarah, terdapat para insan suci dan bijak yang tak terhitung jumlahnya. Pada jaman dahulu kala terdapat tiga kaisar yang paling ternama yakni : Yao, Shun, Yu. Mereka diangkat jadi kaisar karena pengakuan rakyat akan kebajikan besar yang dimiliki oleh diri mereka masing-masing. Diantaranya ada Da Shun yang karena baktinya sehingga menggugah langit dan bumi, kemudian dia dipilih Kaisar Yao untuk menjadi penerus tahtanya, kisahnya telah menjadi kisah bakti utama yang diwariskan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Kaisar Yao menduduki tahta pada usia 16 tahun, hingga pada saat usianya mencapai 86 tahun, beliau berharap dapat memiliki seorang pewaris tahta yang tepat. Maka itu dia meminta pendapat dari para pejabatnya, tak terduga para pejabat serentak mempromosikan seorang pemuda dusun yang bernama Shun, karena orang ini merupakan anak berbakti yang ternama. Dari sini bisa dilihat bahwa leluhur kita menempatkan bakti di urutan pertama dari semua kebajikan, seorang anak yang berbakti pada ayahbundanya, pasti juga akan menyayangi dan melindungi rakyatnya.

Shun bermarga Yao, ayahnya bernama Gu-sou, merupakan orang yang tidak memahami kebenaran, sangat keras kepala, memperlakukan Shun dengan tidak baik. Ibunda Shun bernama “Wo Deng”, berhati mulia, namun malangnya saat Shun masih kecil ibunya telah meninggal dunia. Maka itu sang ayah menikah lagi. Ibu tiri merupakan seorang wanita yang tak berbudi. Setelah melahirkan sang adik yang diberi nama “Xiang”, ayah menjadi lebih menyayangi ibu tiri dan Xiang, mereka bertiga sering bekerjasama untuk mencelakai Shun.

Shun amat berbakti pada ayahbunda. Meskipun mereka bertiga selalu ingin mengusir Shun pergi dari rumah, namun Shun tetap dapat mewujudkan bakti pada ayahbundanya dan menyayangi adiknya. Dia berusaha mengerahkan segenap kemampuan agar keluarganya dapat menemukan kehangatan dan harmonis, bersama mereka menikmati kebahagiaan keluarga. Meskipun dirinya harus melewati berbagai kesulitan dan perlakuan tak adil, namun sepanjang hidupnya dia tekun berusaha hanya untuk mewujudkan tujuan ini.

Kala berusia kecil saat mendapat perlakuan buruk dari ayah dan ibu tirinya, niat pertama yang terlintas di pikirannya adalah : “Pasti saya telah melakukan kesalahan sehingga ayahbunda jadi kesal!” Maka itu dia lebih memperhatikan dengan seksama setiap ucapan dan tindakannya, berusaha menyenangkan hati ayahbundanya.

Andaikata mendapat perlakuan tak sopan dari adiknya, dia tidak hanya memakluminya, bahkan merasa ini dikarenakan dia tidak memberikan contoh yang baik pada adiknya, sehingga moralitas adiknya jadi rusak. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri, kadang kala berlarian ke ladang dan menangis sekerasnya, bertanya pada diri sendiri mengapa tidak mampu melakukannya hingga sesempurna mungkin, agar dapat menyenangkan hati ayahbunda. Penduduk sekitar yang melihatnya meskipun masih berusia kecil namun sudah begitu berbakti, tiada yang tidak terharu.

Bakti dan ketulusan hati Shun tidak hanya menggugah para tetangganya, bahkan hingga langit bumi dan seluruh isinya juga ikut tersentuh. Pernah suatu kali ketika dia sedang bercocok tanam di sebuah tempat yang disebut Lishan, burung-burung dan satwa lainnya berbondong-bondong datang membantunya. Gajah yang baik hati juga datang membantunya berladang; burung-burung kecil yang cekatan membentuk kelompok dan barisan, sambil berkicau sambil mencabut rumput ilalang. Penduduk sekitar menjadi terkesima bercampur salut, menyaksikan ternyata betapa besarnya kekuatan dari kebajikan. Meskipun demikian, Shun tetap merendah hati, sikap baktinya telah memperoleh pujian bertubi-tubi dan menjadi kisah indah yang melegenda. Tak lama kemudian seluruh pelosok negeri telah mengetahui bahwa Shun adalah seorang putra yang berbakti.

Saat itu bertepatan Kaisar Yao sedang gelisah mencari pewaris tahtanya, mendengar saran dari para pejabatnya, mengetahui bahwa Shun adalah sosok yang jujur dan sederhana, berlapang hati, rendah hati dan mawas diri. Untuk mengatur pemerintahan haruslah diserahkan kepada insan yang memiliki bakat moralitas dan rendah hati, barulah negeri akan berjaya.

Kaisar Yao menikahkan kedua putrinya yakni E Huang dan Ni Ying kepada Shun, bahkan mengutus 9 pria untuk membantunya. Kaisar berharap agar dua putrinya tersebut mengamati dengan seksama segala tindak tanduk Shun; sedangkan 9 pria mencermati kemampuan Shun dalam menangani masalah.

E Huang dan Ni Ying memahami kebenaran, bijak dan mulia, terhadap mertua lelaki dan mertua perempuannya, mereka sangat berbakti, baik pekerjaan di rumah maupun di ladang juga diselesaikan dengan baik, mereka bukan hanya menjadi pembantu utama Shun, namun juga ikut menyempurnakan hati bakti Shun yang tetap teguh tak berubah.

Suatu kali sang ayah Gu-sou menyuruh Shun memperbaiki atap genteng. Setelah Shun naik ke atap, tak terduga di bawah Gu-sou menyalakan api hendak membakarnya. Ketika lidah api menjulur ke arah atas, pada saat maut akan merenggut nyawanya, tiba-tiba tampak Shun terbang melayang dengan kedua tangan yang mengenakan sayap yang terbuat dari bambu, bagaikan burung raksasa terbang dan mendarat di permukaan tanah, ternyata istrinya yang cerdik dan bijak sejak awal telah membuat persiapan.

  


虞舜耕田


(一)

中華民族有五千年悠久的歷史,是四大文明古國之一。在這源遠流長的歷史長河中,無數古聖先賢以至德垂憲萬世。在上古時代,有三位皇帝:堯、舜、禹非常著名,他們均因德行至大而受四方舉薦登上帝位。這其中,大舜因「至孝」而感動天地,被堯帝選中為繼承人,他的故事也被列為歷代孝行故事之首。

堯帝十六歲稱帝治理天下,到八十六歲時,年紀大了,希望能找到一個合適的人繼承帝位。於是他徵求群臣的意見,沒想到眾位大臣異口同聲的向他推薦一個鄉下人——舜,因為此人是一個著名的孝子。從這裡可以看出,我們的祖先把孝行放在德行的首位,一個孝順父母的人,必定會愛護天下的百姓。

舜即位之後國號為「虞」,歷史上稱他為「虞舜」。

虞舜,本姓姚,名重華。父親叫「瞽瞍」,是一個不明事理的人,很頑固,對舜相當不好。舜的母親叫「握登」,非常賢良,但不幸在舜小的時候就過世了。於是父親再娶。後母是一個沒有婦德之人。生了弟弟「象」以後,父親偏愛後母和弟弟,三個人經常聯合起來謀害舜。

舜對父母非常的孝順。即使在父親、後母和弟弟都將他視為眼中釘,欲除之而後快的情況下,他仍然能恭敬地孝順父母,友愛兄弟。他希望竭盡全力來使家庭溫馨和睦,與他們共享天倫之樂。雖然這其中經歷了種種的艱辛曲折,但他終其一生都在為這個目標不懈地努力。

小時候,他受到父母的責難,心中所想的第一個念頭是:「一定是我哪裡做得不好,纔會讓他們生氣!」於是他便更加細心地檢省自己的言行,想辦法讓父母歡喜。如果受到弟弟無理的刁難,他不僅能包容,反而認為是自己沒有做出好榜樣,纔讓弟弟的德行有所缺失。他經常深切地自責,有時甚至跑到田間號啕大哭,自問為什麼不能做到盡善盡美,得到父母的歡欣。人們看到他小小年紀就能如此懂事孝順,沒有不深為感動的。

舜一片真誠的孝心,不僅感動鄰里,甚至感動了天地萬物。他曾在歷山這個地方耕種,與山石草木、鳥獸蟲魚相處得非常和諧,動物們都紛紛過來給他幫忙。溫馴善良的大象,來到田間幫他耕田;嬌小敏捷的鳥兒,成群結隊,吱吱喳喳地幫他除草。人們為之驚訝、感佩,目睹德行的力量是如此巨大。即便如此,舜仍是那樣的恭順和謙卑,他的孝行得到了很多人的贊美和傳頌。不久,全國各地都知道了舜是一位大孝子。

那時候堯帝正為傳位的事情操心,聽到四方大臣的舉薦,知道舜淳樸寬厚、謙虛謹慎。但治理天下惟有德才兼備的人才能勝任。堯帝把兩個女兒—娥皇和女英嫁給他,並派了九位男子來輔佐他。希望由兩個女兒來觀察、考驗他對內的行持;由九位男子來考驗他對外立身處事的能力。

娥皇和女英,明理賢慧,侍奉公婆至孝,操持家務農事也井然有序,不僅是舜的得力助手,也成全了舜始終不渝的孝心。有一次,瞽叟讓舜上房修補屋頂。舜上去之後,想不到瞽叟就在下面放火。當大火熊熊往上燃燒,就在萬分危險之時,只見舜兩手各橕著一個大的竹笠,像大鵬鳥一樣從房上從容不迫地跳下來,原來聰慧的妻子早已有所準備了。