Selasa, 25 November 2014

Yu Qian Menyelamatkan Negara 02



Cerita Budi Pekerti

Yu Qian Menyelamatkan Negara

Bagian 2

Negara tidak boleh seharipun tanpa pemimpin. Kaisar Ming Ying-zong telah dijadikan tawanan perang. Negara dibawah ancaman bahaya besar, ibukota harus dipertahankan, Yu Qian bersama para pejabat tinggi lainnya mendukung Raja Cheng (adik Kaisar Ming Ying-zong) untuk naik ke singgasana, kemudian dinobatkan menjadi Kaisar Ming Jing, dan mengangkat Kaisar Ming Ying-zong sendiri sebagai Kaisar Sesepuh.

Yu Qian kemudian diangkat menjadi Menteri Keprajuritan, memegang kendali penuh mengerahkan prajurit untuk mengepung dan mempertahankan ibukota. Pada saat itu, seluruh lapisan masyarakat menaruh harapan besar pada Yu Qian, Yu Qian sendiri juga tidak mengecewakan kepercayaan orang banyak pada dirinya, tanpa gentar menjadikan keselamatan ibukota sebagai tanggungjawabnya sepenuhnya.

Setelah menerima titah kaisar, Yu Qian segera meminta kaisar agar segera mengumpulkan seluruh prajurit dari berbagai daerah untuk mengepung dan mempertahankan ibukota, diantaranya termasuk Nanjing, Beijing, Henan, Shandong, sehingga kecemasan penduduk perlahan menjadi reda.

Yu Qian mempertimbangkan situasi perang saat itu, dengan semangat yang membara berkata pada Kaisar Ming Jing : Untuk sementara pasukan musuh sedang menikmati kemenangan, menjadikan Ying-zong sebagai tawanan perang, ini adalah penghinaan pada negara kita, ini sungguh mendesak, mohon kaisar segera menitahkan seluruh prajurit dari berbagai wilayah untuk bersatu, mengerahkan segenap usaha melindungi benteng ibukota. Pasukan prajurit dan persenjataan di ibukota makin berkurang, harus segera merekrut prajurit dari kalangan penduduk, memerintahkan Menteri Transportasi dan Irigasi untuk memproduksi perlengkapan persenjataan.

Pengadilan sipil melakukan pengawasan, pemimpin militer menjadi komando, sedangkan yang memimpin pasukan ke medan pertempuran adalah hamba sendiri, andaikata hamba tidak berhasil menjalankan tugas, mohon paduka menjatuhkan hukuman pada diriku. Kaisar Ming Jing setelah mendengarkannya sangat menyetujuinya, segera menerima usulan Yu Qian.

Sebelum prajurit dan kuda digerakkan maka bahan pangan terlebih dulu harus ditangani. Distrik Tongzhou dijadikan daerah pertahanan Beijing, juga merupakan lumbung pangan di ibukota. Andaikata Tongzhou sempat jatuh ke tangan pasukan Wala maka lumbung pangan juga akan sulit dipertahankan.

Tetapi dalam waktu yang begitu singkat, istana tidak mungkin bisa mengumpulkan tenaga manusia secara besar-besaran, untuk memindahkan semua bahan pangan dari Tongzhou ke Beijing. Pada saat ini, Yu Qian terpikir sebuah cara yang bagus. Dia memohon pada Kaisar Ming Jing untuk mengijinkan para pejabat dan prajurit untuk digaji dengan pembekalan makanan, agar mereka sendiri yang pergi memilih bahan pangan dan memindahkan bekal pangan masing-masing, bahkan yang mampu memindahkan lebih banyak akan diberi hadiah. Dengan demikian sebentar saja bahan pangan dari Tongzhou telah berhasil dipindahkan ke ibukota Beijing.

Lalu bagaimana caranya melindungi Beijing? Musuh sudah di depan mata, ada yang mengusulkan untuk menggali saluran parit yang dalam untuk menghadang pasukan Wala, juga ada yang mengusulkan untuk memperkuat pertahanan kota, agar pasukan musuh setelah kelelahan akan mundur dengan sendirinya.

Yu Qian beranggapan bila terus bertahan di dalam dan tidak keluar melakukan perlawanan maka hal ini hanya akan melemahkan semangat prajuritnya sehingga pasukan Wala menganggap pasukan prajurit Dinasti Ming adalah orang-orang yang lemah. Dibawah dukungan Kaisar Ming Jing, dia mengumpulkan keseluruhan prajurit yang berjumlah 220 ribu jiwa dan membagi mereka di luar sembilan pintu gerbang ibukota, sementara dirinya sendiri mengunjungi barak di Jiazhou untuk memberi pengarahan.

Setelah selesai membagi prajuritnya ke sembilan pintu gerbang, Yu Qian melimpahkan tugasnya kepada asisten menteri yang bernama Wu Ning, memerintahkan untuk menutup semua pintu gerbang, lalu dia memimpin pasukan ke luar gerbang kota bersiap-siap menyambut pertempuran, bersumpah untuk mempertahankan ibukota hingga titik darah penghabisan.

Ketika Ye Xian membawa prajurit tiba di ibukota, terkejut melihat pasukan prajurit Ming yang tampak begitu gagah dan tanpa gentar berdiri di luar pintu gerbang melindungi ibukota, sungguh berbeda dengan pemandangan prajurit Ming yang gagal dalam pertempuran di Tumu tempo hari. Kondisi ibukota yang babak belur yang ada dalam bayangannya, ternyata kini sungguh berbeda, semangat Ye Xian yang semula berkobar-kobar kini mengalami penurunan drastis.

Ye Xian memikirkan akal bulus untuk memecah konsentrasi pasukan prajurit Ming, mulanya dia meminta Dinasti Ming untuk menukar Ying-zong (kaisar terdahulu) dengan emas perak dan kain dalam jumlah besar-besaran, Yu Qian dan para pejabat tinggi lainnya sepakat menasehati Kaisar Ming Jing bahwa negara lebih penting daripada Ying-zong dan jangan sampai masuk perangkap Ye Xian. Ye Xian yang melihat jebakannya tidak berhasil semakin emosi.

Setelah satu kurun waktu kedua pihak pasukan saling berhadapan, Ye Xian tidak berminat mundur lagi, maka itu dia memerintahkan pasukannya menyerbu salah satu pintu gerbang. Yu Qian yang terlebih dulu telah memasang perangkap di sebuah gubuk kosong dengan mengubur pasukan prajuritnya di dalam tanah, lalu mengutus beberapa prajurit lainnya untuk berpura-pura kalah dan melarikan diri untuk memancing musuh masuk ke gubuk kosong tersebut.

Pasukan Wala yang sudah bertempur berhari-hari sudah tidak sabaran lagi ingin cepat-cepat memenangkan pertempuran, dengan bernafsu mereka mengejar para prajurit Ming yang melarikan diri tersebut, akhirnya prajurit Wala yang berjumlah puluhan ribu orang masuk ke dalam perangkap dan ditaklukkan pasukan Ming, pasukan Wala mengalami kekalahan bertubi-tubi.

Melalui pertempuran selama lima hari, pasukan Wala babak belur dan mengalami kekalahan di mana-mana. Saat itu seluruh pasukan penyelamat kaisar datang berkumpul bersama, Ye Xian yang khawatir jalannya untuk mundur jadi terputus, sehingga dengan membawa serta Ying-zong, pasukannya menempuh perjalanan siang dan malam untuk melarikan diri. Akhirnya ibukota berhasil dipertahankan dan pasukan Ming telah meraih kemenangan.





于謙勤王

(二)

國不可一日無君。英宗被俘,也先屢次以其相要挾。國難當頭,社稷為重,于謙和大臣們果斷地擁立英宗的弟弟郕王即位,也就是明景帝,遙尊英宗為太上皇。于謙被任命為兵部尚書,全權指揮保衛北京的戰役。當時,朝野上下都倚重于謙,于謙當仁不讓,也毅然以社稷安危為己任。

于謙受命之後,奏請皇上立刻調集軍隊奔赴京師,其中包括南京、北京、河南的備操軍,山東、南京沿海的備倭軍及運糧軍,於是人心漸漸穩定下來。

于謙考慮到當前的戰局,慷慨激昂地對明景帝說:目前敵寇得志,扣押英宗的大駕,勢必輕視我國,長驅直入,請皇上嚴令各個邊關的守臣協同起來,竭力防範。京師的士兵、軍械都快沒了,需要趕快分頭招募民兵,命令工部打造盔甲和兵器。文臣做巡撫,武將做將帥,至於領兵打仗,守護京師的任務,則由臣下擔當,如果臣辦事不力,請陛下治臣之罪。景帝聽後,非常贊同,立即采納了于謙的意見。

兵馬未動,糧草先行。通州是北京的屏障,又是京城糧食的儲存地。在瓦剌軍的進攻下,一旦通州失陷,糧食難以保全。但是,朝廷在短時間內不可能集中大量人力、物力搬運糧食。這時,于謙想出了一個好主意。他奏請景帝,允許城中的官員、士兵預支糧餉,讓人們自己去取糧、運糧,能多運的還有獎勵。這樣一來,通州的糧食很快就運入北京了。

怎樣守衛北京呢?此時也先已經率領大軍攻破紫荊關,挾英宗直奔京師而來。大敵當前,有的將領建議挖很深的城壕擋住瓦剌的騎兵,也有的建議固守城中,讓敵軍久攻不下,自動離去。

于謙則認為,堅守不出會示弱於人,使瓦剌軍輕視我軍。在景帝的支持下,他將原有的和新招募的兵士共二十二萬人,分列於京師的九門之外,自己則身披甲冑親赴兵營督戰。這九個城門分別是:德勝門、安定門、東直門、朝陽門、西直門、阜成門、正陽門、崇文門、宣武門。部署完畢,于謙將兵部的事務委託給侍郎吳寧,下令關閉各城門,列陣城外,以示背水一戰、誓死衛城的決心。

當也先帶兵抵達北京的時候,驚異地發現,眼前的明軍紀律嚴明、秩序井然,與土木堡被擊敗的明軍大不相同。原以為旦夕可下的京城,並不像他預想的那樣不堪一擊,也先的銳氣大大受挫。

也先想用計謀擾亂明軍的鬥志,一開始要求明朝用萬萬計的金銀和布疋來換回英宗,後來又邀于謙、王直等大臣出陣議和,並屢次以英宗來威脅。于謙和大臣們請求景帝以社稷為重,君王為輕,拒絕這些無理要求。也先看無計可施,感到更加氣餒。

兩軍相持一段時間之後,也先騎虎難下,於是派騎兵窺探德勝門。于謙得到消息,事先在路邊空房裡埋伏下士兵,再派少量騎兵且戰且退,誘敵深入。候戰多日的瓦剌兵大舉追來,結果數萬的士兵被明軍擊潰,瓦剌軍損失慘重。經過五天的激戰,瓦剌軍在各處都吃了敗仗。這時,各路的勤王兵將紛紛趕來,也先恐怕被斷掉退路,帶著英宗連夜拔營逃走。北京保衛戰取得了勝利。